Selain untuk bus besar (seri O) juga dibuat versi
medium dari pengembangan bus besar yaitu seri Lo
(Leichstahlomnibus/lightweight steel bus).
Tahun
1934, bus Lo mengalami perkembangan yaitu seri LoP3100, dengan mesin
berdaya 95hp dan posisi mesin ada di sebelah pak supir (model OF seperti
sekarang) dari sebelumnya yang mesin berada di depan pak supir. Model
ini dikenal juga dengan model Pullman (P).
O 6600 adalah
pengembangan dari sasis truk L 6600. Selain itu juga dibuat model
Pullman (OP 6600) dan pada musim semi 1951 diperkenalkan model O 6600 H
(Hinterdeck), bus bermesin belakang tetapi dikendalikan dari depan.
O 6600 H.
Teknologi yang menjadi pionir yang hingga saat ini masih dipakai,
memungkinkan bus lebih nyaman. Bus bermesin OM315 6 silinder bertenaga
145hp. Selain itu juga dilengkapi dengan electric gearshift system.
Dengan chassis dan body terpisah, O 6600 H masih menyisakan kesamaan
dengan truk, selain mesin yang sudah diletakkan di belakang,
Pada
tahun 1954 diperkenalkan O 321 H yang memiliki design semi integral,
dengan kata lain body terpasang pada kerangka unit lantai yang berperan
sebagai penyangga beban keseluruhan.
O321H
Denan teknologi seperti ini menjadikan bus lebih ringan, lebih stabil
dan bagasi lebih luas karena tidak adanya sasis yang melintang. Selain
itu juga lebih nyaman dengan digantinya per daun dengan per koil pada
roda depan. Ada dua versi mesin yang dipakai, 110 hp dan 126 hp.
Selain itu juga dibuat O317, bus bermesin diantara axle (mesin tengah)
bersuspensi udara pertama yang diproduksi di Jerman. Bus dengan panjang
12m dan dpt mengangkut 120orang, bertenaga 190hp dengan mesin 6 silinder
OM326. Selain digunakan untuk bus kota, juga digunakan untuk bus
tingkat dan bus semi tingkat.
Mercedez-Benz di Indonesia
Untuk di Indonesia sendiri ada beberapa varian baik LP, OF, OK dan OH.
Tapi yang mau dibicarakan disini dititikberatkan pada OH Sebelum tahun
1970 bus MB dimasukkan ke Indonesia secara bulat2 (CBU). Mungkin yang
dikenal oleh kawan2 adalah bus PPD model O302 seperti yang ada di TMII
Setelah
dengan adanya ATPM di Indonesia dimasukan chassis bus yang didatangkan
dari Brazil secara CKD. Menurut beberapa sumber, bus mesin belakang
sudah dipasarkan dari tahun 1982. Mungkin terasa aneh karena kok
mesinnya disimpan dalam bagasi kaya VW Combi aja, mungkin kawan2 pernah
dengar cerita lucu tentang mesin belakang. Selain itu pasar belum siap
yang masih setia dengan menggunakan chassis OF yang mudah mendeteksi
gangguan mesin dan merasakan putaran mesin (gak perlu tachometer)
sehingga mesin OH baru popular di akhir tahun 1980an yang banyak
menuntut kenyamanan penumpang.
OH1113
bus modern di zaman nya, bermesin OM366A, dilengkapi dengan
turbocharger menghasilkan output 170hp (DIN) atau setara 190hp (DIN).
Bus ini juga sudah dilengkapi dengan power steering, kelengkaan yang
sangat langka pada jenis-jenis bus saat itu. Pada model ini hanya
dipasarkan wheelbase 5,1 meter.
OH1518 dan 1521
Bus yang
masih banyak beredar sampat saat ini. Dengan pengembangan dari versi
sebelumnya yang juga menggunakan mesin yang sama. (penambahan
intercooler, pneumatic gearshift assist, sepatu rem yg lebih lebar,
gearbox G60 6 speed kecepatan dan panjang wheelbase 6meter untuk 1521).
Beberapa penambahan diantaranya adalah compressor udara yang
kapasitasnya diperbesar dan beberapa perubahan minor lain.
OH1525
Bus yang mulai diperkenalkan sejak tahun 2004, menggunakan mesin
OM906LA turbo intercooler menghasilkan daya 246HP. Dengan cc yang lebih
kecil menghasilkan daya yang lebih besar. BBM lebih hemat dan efisen
berkat bantuan injeksi elektronis, dan sudah memenuhi standar Euro2.
OH1518
Bus yang mulai diproduksi di Indonesia tahun 2008 ini sudah memenuhi
standar euro3, bermesin OM904LA menghasilkan daya 174HP, mesin 4
silinder yang lebih ekonomis.
Kalau sudah begitu, bagaimana
cara membedakannya? Bus yang sudah dipakaikan body agak sulit memang
untuk membedakannya kecuali crew dan montir yang megang bus tersebut,
apakah
prima(1113), king(1518), intercooler(1521) atau banci (1518 dgn 6speed
w/o intercooler). Secara garis besar tenaga yang dihasilkan oleh bus2
tersebut hampir sama saja karena ditopang oleh mesin yang sama. Yang
paling banter untuk bisa dibedakan adalah dari suara “s butterfly”
pengaturan udara tekan rem. Apalagi kalau chassis nya sudah
diperpanjang, makin sulit membedakan, kecuali bus itu diperkosa alias
ditelanjangi hehehe..
Kalau kasusnya sudah dipakaikan baju
(body)gimana dong? Kayaknya kalau sebagai penumpang gak perlu senjelimet
ini. Untuk membedakan antara prima dan king, bisa dilihat dari pedal
rem nya. Kalau sudah dirubah juga, lihat compressor udara di bagian
mesin. Kalau masih kecil itu prima, dan lihat pulley dan fan belt untuk
radiator satu buah untuk prima dan dua buah untuk king, lalu lihat juga
tulisan yang ada di water reservoir untuk radiator kalau masih bahasa
inggris, bus masih prima dan kalau sudah Indonesia, bus sudah king.
Kalau semua itu sudah dirubah, lihat nomor chassis nya, kalau sudah
dibagian kiri dan sudah ada tulisan MHL (kode dari Deperind untuk MB,
MHN untuk Hino dll) bus tsb adalah king, tetapi kalau masih di bagian
kanan tanpa embel2 MHL bus masih prima. Kalau untuk 1521 tinggal lihat
saja belalai saluran intercoolernya.
Untuk bus baru 1518 eIII dengan 1525 justru lebih mudah membedakannya
dari luar. Physically 1518 lebih pendek dari 1525, tetapi ber wheelbase
sama, overhang depan lebih panjang xbc 100mm tetapi over belakang lebih
panjang 1525 yatu 200mm, speedometer yg lebih modern. beberapa
precaution yang harus dipatuhi oleh pihak karoseri seperti harus adanya
sirkulasi udara di flap engine belakang, scoop air intake yang harus
sampai atas, dan panel depan yang harus dapat dibuka untuk maintenance
pedal memudahkan kita untuk membedakan dengan yang lainnya
Mesin OM 366 A, dipakai oleh OF 1113, OF 1113 with turbo, OH 1113, OH 1518, OH 1521