Jumat, 03 Februari 2012

Cara Aman Membersihkan Kaca Film Mobil

Jika tidak dirawat dan dijaga dengan benar, kaca film mobil justru bisa buram.

Kaca film mobil adalah salah satu bagian terpenting yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan berkendara.

Jika tidak dirawat dan dijaga dengan benar, kaca film mobil justru bisa buram dan baret. Sehingga dapat mengganggu pandangan saat mengemudi.

General Affair Manager V-Kool Indonesia, Erwin Chusnu Teguh, punya beberapa tips jitu untuk merawat kaca film agar tidak mudah rusak.

Pertama, saat mengelap, jangan menggunakan bahan kimia atau alkohol. Cukup dengan air biasa, karena alkohol dapat merusak lapisan kaca film, menimbulkan buram serta merusak fungsi peredaman panas yang ada di dalam kaca film.

Kedua, pastikan lap yang digunakan dalam keadaan bersih. Jika terdapat kotoran, sangat berpotensi membuat kaca baret. Disarankan untuk menggunakan lap yang berbahan lembut, seperti kenebo.

Ketiga, biasakan mengelap kaca dengan cara searah, dan hindari dengan cara memutar. Karena dapat membuat kaca tergores bila ada kotoran sejenis pasir yang menempel di kaca.

Keempat, sewaktu hujan, segeralah mengelap embun yang ditimbul kaca bagian dalam mobil. Itu dimaksudkan untuk menghindari jamur yang tumbuh di kaca film mobil Anda.

Kelima, perhatikan kotoran yang menempel di sela-sela karet jendela mobil. Kotoran ini sangat berpotensi merusak kaca film mobil karena dapat menimbulkan baret yang cukup parah.

Terakhir, biasakan untuk selalu membersihkan kaca film mobil, minimal 2 kali sekali. Ini dimaksudkan agar kotoran yang ada di kaca tidak menempel terlalu lama.

Cara Jitu Parkir Mobil Agar Tidak Tergores

Parkir merupakan bagian penting dari mengemudi yang terkadang membuat orang jadi stres.

Pengendara dan pemilik mobil tentu harus lebih berhati-hati ketika memarkir kendaraannya. Sebab, jika ceroboh, tak hayal mobil tersebut akan mengalami kerusakan yang justru merugikan Anda.

Kurang keahlian dalam memarkir mobil sangat berpotensi membuat bodi mobil tergores, penyok bahkan pecah lampu sein.

Dilansir dari Newspress.co.uk, Jumat 27 Januari 2012, seorang trainer mengemudi dari IAM Drive & Survive, Simon Elstow, memiliki tips jitu cara memarkir mobil agar tidak berpotensi mengalami kerusakan.

Pertama, usahakan parkir di sisi jalan, di mana posisi Anda mengemudi jika memungkinkan, terutama saat malam hari.

Kedua, jika di dalam area parkir mobil, mundurkan mobil secara perlahan ke dalam ruang parkir dengan memberikan jarak yang cukup. Ini dimaksudkan untuk membuat lebih aman saat kendaraaan hendak dikeluarkan. Dan bahan bakar lebih efisien karena Anda bermanuver lebih sedikit dengan kondisi mesin panas.

Ketiga, pantau keadaan dari spion dan sering menoleh di area bahu untuk melihat keadaan di belakang mobil ketika memarkir. Sebaiknya hindari ketergantungan mengandalkan sensor parkir untuk memandu Anda.

Keempat, ketika mencari tempat parkir, jangan berhenti secara tiba-tiba. Mengemudi perlahan melewati tempat parkir lebih berpotensi mendapat parkir lebih aman, dan dapat memperkirakan ukuran mobil untuk masuk ke area parkir yang kosong.

Kelima, ketika mengunjungi sebuah supermarket, parkir sejauh mungkin dari troli. Karena ini dapat menghindari mobil Anda tergores dari senggolan troli.

Terakhir, saat parkir sebaiknya buka jendela mobil Anda di area parkir dan nonaktifkan audio mobil Anda. Dengan demikian, Anda dapat mendengar sesuatu di sekeliling sebelum Anda sempat melihatnya.

"Parkir merupakan bagian penting dari mengemudi yang terkadang membuat orang menjadi stres. Jangan merasa ditekan oleh pengemudi lain, yang menunggu ketika kita sedang memarkir kendaraan. Cobalah tetap fokus dan konsentrasi," pesan Elstow.

Tips Aman Membawa Bayi di Dalam Mobil

Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan.

Sebuah penelitian yang dilakukan dokter anak di Amerika Serikat (American Academy of Pediatrics), menyarankan agar bayi baru lahir atau belum berusia 2 tahun ditempatkan dalam kursi khusus dengan posisi menghadap belakang di dalam mobil.

Dilansir harian Daily Mail, Selasa 31 Januari 2012, posisi itu dinilai dapat melindungi anak dari cedera kepala, leher, dan tulang belakang, saat mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.

Studi yang dipublikasikan di jurnal medis Injury Prevention mengungkapkan, anak berusia kurang dari 2 tahun, 75 persen lebih besar kemungkinannya tewas atau cedera berat dalam posisi menghadap depan saat kecelakaan kendaraan.

Menurut para ahli, posisi menghadap belakang untuk balita di bawah 2 tahun penting, karena kepala mereka relatif berat dan leher serta tulang belakang belum terbentuk secara kokoh. Jika terjadi kecelakaan dan mereka menghadap depan, kepala bayi bisa terdorong ke depan dan dapat mencederai leher maupun tulang belakang.

Namun, hasil studi ini tidak mendapatkan respons positif bagi setiap pengendara, khususnya kaum ibu. Para orang tua mengeluhkan bahwa bayi menjadi gelisah karena diletakkan di kursi hadap belakang.

Hal itu menurut para orang tua mengganggu konsentrasi mereka berkendara. Mereka juga khawatir kaki bayinya tertekuk oleh kursi hadap belakang.

"Saya pikir ini cuma masalah desain kursi bagi setiap bayi. Sebaiknya kursi khusus bayi itu memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan," kata Ronald Medford, petinggi di badan keselamatan lalu lintas Amerika Serikat (NHTSA).